Oligarki
adalah sistem pemerintahan yang dijalankan oleh beberapa orang yang berkuasa,
baik dari golongan atau kelompok tertentu. Adapun oligarki di Indonesia juga
memiliki perkembangannya sendiri. Oligarki merupakan istilah untuk pemerintahan
yang mana struktur kekuasaannya dikuasai oleh sekelompok kecil orang luar, atau
beberapa individu terpilih untuk mengendalikan keputusan para pemimpin atau
pemerintah. Oligarki tidak pernah digunakan sebagai istilah resmi untuk bentuk
pemerintahan dan hanya digunakan sebagai kritik. Oligarki juga sering digunakan
sebagai cara untuk menunjukkan pengaruh orang kaya dan berkuasa dalam politik,
serta pemerintahan yang biasanya digunakan untuk menguntungkan diri mereka
sendiri. Sebuah negara yang dianggap memiliki pemerintahan oligarki juga bisa
disebut sebagai oligarki, seperti dalam pandangan orang diluar bangsa yang
menganggap bangsa tersebut sebagai oligarki yang menindas. Oligarki juga dapat
merujuk pada kelas orang yang memiliki kekuasaan dalam sistem. Misalnya, sebuah
negara dijalankan oleh oligarki yang terdiri dari beberapa industrialis kuat.
Winters menyatakan oligarki merupakan pelaku yang menguasai dan mengendalikan
konsentrasi besar sumber daya material yang bisa digunakan untuk mempertahankan
atau meningkatkan kekayaan pribadi dan posisi sosialnya secara eksklusif.
Misalnya
yang menjadi contoh dalam pemerintahan Indonesia kini tren oligarki tengah
menguat dalam mengalihkan pemerintahan, baik di kalangan eksekutif, legislatif
dan yudikatif. Padahal dalam ajaran trias politika ketiganya memiliki fungsi
masing-masing saling mengontrol dalam menjaga keseimbangan, namun secara
empiristik bisa terjadi ketidakseimbangan kekuasaan. Oleh karena terjadinya
ketidakseimbangan kekuasaan ini sering berdampak bagi para penguasa untuk
melakukan korupsi. Pola korupsi di Indonesia semakin kompleks seiring dengan
dominasi oligarki dalam penyelenggaraan pemerintahan. Korupsi membusukkan
sistem dan sistem yang busuk bisa dimanfaatkan segelintir orang untuk mengusai
sumber daya dan menguasai posisi-posisi strategis dalam pemerintahan.
Singkatnya, korupsi dan oligarki saling berkaitan satu dengan yang lain karena
dengan adanya oligarki maka korupsi akan terus exist dan begitupun sebaliknya
sistem yang korup membuat oligarki lebih leluasa untuk bergerak.
Dengan
adanya sistem oligarki di Indonesia, tentu saja dapat memunculkan indikasi
indikasi korupsi, para para pelaku oligarki ini identik dengan kekuasaan dan
kekayaan sehingga dengan dua hal tersebut mereka dengan mudah mempengaruhi
orang lain agar dapat mengikuti kemauan nya, contohnya saja pada saat pemilu,
para pelaku oligarki ini tidak segan untuk mengeluarkan uangnya agar para
pemilih dapat memilih nya, tentu saja masyarakat menengah kebawah akan menjadi
sasaran yang empuk, karna dengan iming-iming sejumlah uang mereka akan
mengikuti apa yg di inginkan oleh oknum-oknum oligarki ini.
Penegakam
hukum pada oligarki ini terbilang tidaklah mudah karna, bisa dikatakan bahwa yg
menjadi penegak hukum sekarang juga merupakan bagian dari oknum oknum oligarki
itu sendiri, bahkan secara tidak langsung Sistem demokrasi di Indonesia tidak
terlepas dari Pengaruh pengaruh oligarki, jadi untuk menghilangkan oligarki itu
sendiri merupakan hal yang bisa dibilang sulit. Namun bukan berarti hal yang
mustahil, terdapat Langkah-langkah yang mesti dieksekusi untuk menjadi prevent
terbesar dari destruktif yang terjadi, berikut diantaranya:
- Perbaikan Sistem. Jika dilihat dari sistem yang telah memupuk, bahwa political corruption timbul melalui pintu sistem yang ada. Membuka pintu itu memerlukan biaya yang besar dan ‘dikapitasilasi’ oleh antek-antek partai, sehingga perlu memperbaiki pintu masuk itu dengan cara memperbaharui presidential threshold. Tidak saja itu, tetapi managing uang parpol tentunya perlu diregulasi, sehingga farming uang seperti saat ini yang sering kali terjadi (melalui proyek atau mega proyek) harus ada transparansi atau sistem mengikat dalam mengatur hal-hal yang tendensinya merusak secara konsekuen sistem demokrasi bangsa ini.
- Pencegahan Melalui
Pendidikan. Tidak henti-hentinya, pendidikan adalah preventif terbesar
dalam sejarah umat manusia, entah itu perbaikan secara radikal, perubahan
temporer, dan perubahan secara skala besar, pendidikan selalu menjadi
jawaban dari pertanyaan yang ada. Tidak saja berbentuk sosialisasi
tentunya, tetapi formula korupsi dan bentuk disrupsi itu harus di
aplikasikan dalam bentuk kurikulum yang ada, sehingga pencegahannya nyata
dan beresonansi bagi bangsa ini.
0 Komentar